Monday, October 12, 2015

Cross|Over Sungai Capilano dengan Riverboarding


 
Saya lahir dan besar di Cilacap, dataran rendah yang memiliki puluhan kilometer hamparan pantai, termasuk sang pantai legendaris, Nusakambangan. Tapi, sejak kecil, saya tak teralu dekat dengan pantai. Mungkin, karena Cilacap adalah kota industri, pantai-pantai di sana kotor. Selain karena puluhan kapal melewati daerah pantai setiap hari, sejumlah perusahaan juga kerap membuang limbah di pantai.

Meski tak terlalu dekat dengan pantai, tapi saya selalu merasa memiliki hubungan intim dengan air, khususnya air tawar. Di dekat rumah orang tua saya, ada sebuah danau yang cukup besar, Rawa Bendungan namanya. Tempat itu mengajari saya banyak hal, dari dayung, memancing, hingga berenang.

Sunday, October 11, 2015

Raja Bernama Investasi



Dahulu kala, saat Indonesia baru belajar mbrangkang setelah lahir dari rahim kolonial, Proklamator Bangsa, Bung Karno mengeluarkan sebuah ungkapan ‘Politik Adalah Panglima’. Pernyataan ini membuat banyak orang mendalami bermacam idealisme. 

Pengetahuan mendalam tentang paham-paham di dunia tersebut lah yang akhirnya menyatukan beberapa buah pikir tokoh nasional dalam Pancasila dan UUD 1945, dua manifes yang menjadi dasar bangsa kita, Indonesia. Tak hanya itu, pernyataan Bung Karno juga menyuburkan tanaman isme-isme di Indonesia. Imbasnya, muncul lah tokoh-tokoh progresif yang memiliki pemikiran kuat.

Pascaera Bung Karno, politik tak lagi menjadi panglima. Adalah pembangunan yang dibawa oleh Soeharto sebagai pimpinan baru Indonesia. Geliat pembangunan infrastruktur ini merubah wajah bangsa. 

Friday, October 9, 2015

Negara Hukum? Ah Siapa Bilang

Indonesia adalah negara hukum, semua orang mengakui hal ini. Meskipun, kebanyakan, terpaksa mengakui lantaran memang dipaksa.

Indonesia adalah negara hukum, semua orang tahu. Tapi, tahukah Anda kenapa Indonesia disebut sebagai negara hukum?

Indonesia disebut negara hukum lantaran semua hal di bumi pertiwi diatur dengan hukum. Perdagangan, perindustrian, pemerintahan dan semua hal aspek yang berkaitan dengan Indonesia niscaya memiliki aturan, baik itu UU, PP, Perda, Pergub atau Perbup.

Monday, October 5, 2015

Dikotomi



Mendekati Pilkada serentak periode pertama, di beberapa daerah mengalami sebuah fenomena yang kerap disebut sebagai krisis tokoh atau krisis pemimpin. Purbalingga mungkin dapat disebut sebagai satu dari sekian kabupaten yang mengalami hal itu.

Sampai tahapan pendaftaran calon ditutup, hanya ada sepasang bakal calon bupati yang mendaftar ke KPU setempat. Saat itu, banyak pihak di kabupaten Perwira yang mulai khawatir. Mereka takut gelaran Pilkada di wilayahnya tak jadi diselenggarakan. Sebab, dalam regulasi Pilkada serentak tidak dikenal istilah calon tunggal.

Selain krisis calon, sebuah fenomena yang juga mencuat adalah meningkatnya popularitas ‘Pemimpin Muda’. Istilah yang sebenarnya tak tergolong baru di dunia politik maupun dunia gerakan. 

Wednesday, September 30, 2015

Menunggu Comeback Aston ke F1


Mengembalikan Kesan F1 Sebagai Olahraga Playboy


 

Photo Net
Berbicara tentang Formula 1, ingatan para penggemarnya akan dibawa ke masa-masa keemasan balapan nomor wahid ini, tepatnya saat pebalap semacam James Hunt dan Niki Lauda berlomba menjadi yang tercepat. 

Di masa-masa itu pula, F1 memiliki kesan lebih dari sekedar kontes adu cepat dan teknologi balap. F1 juga dipandang sebagai olahraga para playboy dan bangsawan. Belakangan ini, kesan tersebut hilang, F1 terlihat sangat teknis dan terlalu ‘olahraga’.

Namun, kabar terakhir terkait rencana Aston Martin untuk turun di F1 menjadi sebuah hembusan angin segar. Jika pebapal F1 sekarang tak ada yang memiliki karakter semacam Hunt atau Stirling Moss, paling tidak, kesan playboy dan bangsawan tersebut masih bisa dimunculkan oleh Aston Martin. Bagaimana tidak, 2011 lalu, Aston memenangkan gelar sebagai merk ter-keren di dunia, sampai saat ini, mereka masih bercokol di posisi keempat.